•⊰❂͜͡✯❁ ٧ رمضان ١٤٤٥ هـ ❁✯͜͡❂⊱•
─═हই• ⃟ ⃟ •⊰❂͜͡✯━━━━━━━━━━━━━┓
•⊰❂͜͡✯﷽✯͜͡❂⊱• ⓊⓃⓉⒶⒾⒶⓃ ⓂⓊⓉⒾⒶⓇⒶ ⒽⒾⓀⓂⒶⒽ | OᖇᗩᑎG YᗩᑎG ᗷEᒪᑌᗰ ᗰEᑎᗪEᑎGᗩᖇ ᑭEᖇᗷEᗪᗩᗩᑎ ᗷEᒪᑌᗰ ᗪIᗩᑎGGᗩᑭ 'ᗩᒪIᗰ
┗━━━━━━━━━━━━━✯͜͡❂⊱• ⃟ ⃟ •ইह═─
✯͜͡❂⊱• 001]• ÇÌRÌ ÇÌRÌ ÖRÄñG ÄLÌM
✯͜͡❂⊱•💫 𝕾𝖊𝖉𝖎𝖐𝖎𝖙 𝕶𝖔𝖒𝖕𝖑𝖆𝖎𝖓
إِتَّسَعَ عِلْمُ الرَّجُلِ قَــلَّ إٌعْتِرَضُهُ عَلَى النَّاسِ
Semakin luas ilmu pengetahuan seseorang, semakin kecil komplainnya terhadap orang lain.
╾─⃟ꦽ⃟𖧷۪۪ᰰ᪇ 💫 𝕾𝖊𝖉𝖎𝖐𝖎𝖙 𝕴𝖓𝖌𝖐𝖆𝖗
مَنْ قَلَّ عِلْمُهُ كَثُـرَ إِنْكَارُهُ، وَمَنْ كَـثُرَ عِلْمُهُ قَـلَّ إِنْكَارُهُ
“Barang siapa yang sedikit ilmunya maka akan banyak pengingkarannya, dan barang siapa yang semakin bertambah ilmunya maka akan sedikit pengingkarannya”.
*꧁࿐💫𝕷𝖆𝖕𝖆𝖓𝖌 𝕯𝖆𝖉𝖆𝖓𝖞𝖆
قال أبوي الدكتور السيد محمد علوي المالكي الحسني:
أَلرَّجُلُ إِذَا اتًَسَعَ عِلْمُهُ إِتَّسَعَ صَدْرُهُ
Abuya Prof. DR. Sayyid Muhammad 'Alawiy Al Malikiy Al Hasaniy berkata :
"Orang ketika luas ilmunya, maka lapanglah dadanya."
*꧁࿐💫𝕷𝖊𝖇𝖎𝖍 𝕸𝖊𝖓𝖏𝖆𝖌𝖆 𝕷𝖎𝖘𝖆𝖓𝖓𝖞𝖆
مَنْ كَثُرَ عِلْمُهُ اِتَّسَعَ صَدْرَهُ وَصَانَ لِسَانَهُ، وَمَنْ قَلَّ عِلْمُهُ ضَاقَ صَدْرَهُ وَأَطْلَقَ لِسَانَهُ
“Orang yang banyak ilmunya akan semakin lapang dadanya dan lebih menjaga lisannya. Orang yang sedikit ilmunya akan semakin sempit dadanya dan membiarkan lisannya.”
*꧁࿐💫𝕯𝖆𝖕𝖆𝖙 𝕱𝖆𝖍𝖆𝖒 𝕯𝖆𝖓 𝕸𝖊𝖒𝖆𝖍𝖆𝖒𝖎 𝕻𝖊𝖗𝖇𝖊𝖉𝖆𝖆𝖓
مَنْ لَمْ يَسْمَعِ الْاِخْتِلَافَ فَلَا تَعُدُّوْهُ عَالِماً
“Barang siapa belum pernah mendengar perbedaan pendapat ulama, jangan menganggapnya sebagai seorang alim.”
[Lihat Kitab Jami’ Bayan Al-Ilmi Wa Fadhlihi : Juz. 2 Hal. 102. Karya Imam Ibnu Abdil Barr Al Malikiy].
حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ يَحْيَى، وَخَلَفُ بْنُ أَحْمَدَ قَالَا: نا أَحْمَدُ بْنُ سَعِيدٍ، نا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ نُعْمَانَ، نا مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ مَرْوَانَ قَالَ: سَمِعْتُ عُبَيْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ يَقُولُ: سَمِعْتُ يَزِيدَ بْنِ زُرَيْعٍ يَقُولُ: سَمِعْتُ سَعِيدَ بْنَ أَبِي عَرُوبَةَ يَقُولُ:
«مَنْ لَمْ يَسْمَعِ الِاخْتِلَافَ فَلَا تَعُدُّوهُ عَالِمًا»
[أخرجه ابن عبد البر / باب من يستحق أن يسمى فقيها أو عالما حقيقة لا مجازا، ومن يجوز له الفتيا عند العلماء / رقم الحديث : ١٥٢١. ومن طريقه ابن حزم في الإحكام (ج6/ص178) وأخرجه ابن عدي في الكامل (ج4/ص449). حكم الأثر : صحيح].
يعني يقصد شخص يفتي ولا يعلم أن هناك اختلافًا في المسألة
Artinya seseorang mengeluarkan fatwa dan tidak mengetahui adanya perbedaan.
*꧁࿐💫𝕸𝖊𝖓𝖞𝖆𝖉𝖆𝖗𝖎 𝕿𝖎𝖉𝖆𝖐 𝕸𝖊𝖓𝖌𝖊𝖗𝖙𝖎 𝕬𝖕𝖆 𝕬𝖕𝖆
اَلْعِلْمُ ثَلَاثَةُ أَشْبَارٍ، مَنْ دَخَلَ فِي الشِّبْرِ الْأَوَّلِ، تَكَبَّرَ. وَمَنْ دَخَلَ فِي الشِّبْرِ الثَّانِي، تَوَاضَعَ. وَمَنْ دَخَلَ فِي الشِّبْرِ الثَّالِثِ، عَلِمَ أَنَّهُ لَا يَعْلَمُ.
“Ilmu itu terdiri dari tiga jengkal. Siapa yang sampai pada jengkal pertama, ia akan bersikap takabur. Siapa yang sampai pada jengkal kedua, ia akan bersikap tawadhu’. Siapa yang sampai pada jengkal ketiga, ia akan menyadari bahwa dirinya belum mengetahui apa-apa.”
[Lihat Kitab Madkhal Ila ‘Ulum Asy-Syari’ah : Hal. 53. Karya DR. Abdurrahman Bin Abdul Aziz Al 'Aql].
✯͜͡❂⊱•Untaian Hikmah Lainnya:
الْعِلْمُ بَحْرٌ مُنْتَهَاهُ يَبْعُدُ … لَيْسَ لَهُ حَدٌّ إِلَيْهِ يُقْصَدُ
وَلَيْسَ كُلُّ الْعِلْمِ قَدْ حَوَيْتَهُ … أَجَلْ وَلَا الْعُشْرَ وَلَوْ أَحْصَيْتَهُ
وَمَا بَقِيَ عَلَيْكَ مِنْهُ أَكْثَرُ … مِمَّا عَلِمْتَ وَالْجَوَادُ يَعْثُرُ
Ilmu itu lautan yang ujungnya semakin jauh,
Ia tak memiliki tepi yang dapat dituju,
Bukanlah setiap ilmu yang telah engkau raih,
Dalam waktu lama, tidak sampai sepersepuluh jika engkau hitung,
Sisa dari ilmu yang engkau cari lebih banyak lagi,
Dari yang engkau ketahui, dan kuda itu tersandung,
✯͜͡❂⊱•Syaikh Wahbah Az-Zuhaily dalam Muqoddimah kitab fenomenalnya Al-Fiqh Al-Islamiy Wa Adillatuhu, 1/84 berujar:
وقد يستغرب الشخص العادي غير المتخصص في الدراسات الفقهية مثل هذا الاختلاف، لاعتقاده أن الدين واحد، والشرع واحد، والحق واحد لايتعدد، والمصدر واحد وهو الوحي الإلهي، فلماذا التعدد في الأقوال، ولم لايوحد بين المذاهب، فيؤخذ بقول واحد يسير عليه المسلمون، باعتبارهم أمة واحدة؟! وقد يتوهم أن اختلاف المذاهب اختلاف يؤدي إلى تناقض في الشرع، أو المصدر التشريعي، أو أنه اختلاف في العقيدة كاختلاف فرق غير المسلمين من أرثوذ كس وكاثوليك وبروتستانت، والعياذ بالله!! وهذا كله وهم باطل.
“Sebagian besar dari kalangan awam akan merasa heran dengan perbedaan ini (perbedaan pendapat di kalangan ulama), karena dalam dirinya meyakini bahwa agama itu satu, syariat itupun satu, kebenaran itu satu dan tidak berbilang, sumbernya pun satu yaitu wahyu dari Allah Ta’ala, tapi kenapa perbedaan pendapat itu bisa terjadi? Kenapa pendapat itu tidak dijadikan satu yang mengacu kepada kemudahan untuk kaum muslimin dengan alasan umat ini adalah umat yang satu? Mereka juga menyangka bahwa perbedaan inilah yang akan membawa kepada perpecahan dan kontradiksi di dalam syariat atau sumber itu sendiri, atau perbedaan ini disandingkan dengan perbedaan yang terjadi kepada kelompok-kelompok di luar islam, seperti Ortodox, katolik, protestan, (semoga Allah melindungi kita dari itu semua). Ini semua adalah sangkaan yang salah dan tidak mempunyai sandaran.
وقال الإمام عبد الوهاب الشعراني الشافعي في كتابه "الميزان" (ج ١ ص ٧٤، ط. عالم الكتب):
[الشريعة المُطهرة جاءت شريعةً سمحاءَ واسعةً شاملةً قابلةً لسائر أقوال أئمة الهُدى مِن هذه الأمة المُحمَّدية، وأنَّ كُلَّا منهم –فيما هو عليه في نفسه- على بصيرةٍ من أمره وعلى صراطٍ مستقيم، وأنَّ اختلافهم إنَّما هو رحمة بالأمة، نشأ عن تدبير العليم الحكيم] اهـ.
✯͜͡❂⊱•Imam Abdul-Wahhab Asy Sya'raniy Asy Syafi'iy berkata dalam kitabnya “Al-Mizan” (1/74, Cet. Alamu Al-Kutub):
Syari'ah yang dimurnikan datang sebagai hukum yang toleran, luas dan komprehensif yang menerima semua ucapan para Imam petunjuk dari umat Muhammad ini, dan bahwa masing-masing dari mereka – sebagaimana dirinya sendiri – memiliki wawasan tentang urusannya dan berada di jalan yang lurus, DAN BAHWA PERBEDAAN MEREKA HANYALAH RAHMAT BAGI BANGSA, yang timbul dari rencana Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana]
وقال الإمام القرافي المالكي في كتابه "الذخيرة" (ج ١ ص ١٤٠ - ١٤١، ط. دار الغرب الإسلامي):
قَالَ الزَّنَاتِيُّ يَجُوزُ تَقْلِيدُ الْمَذَاهِبِ فِي النَّوَازِلِ وَالِانْتِقَالُ مِنْ مَذْهَبٍ الى مَذْهَب بِثَلَاثَة شُرُوط ...(الى أن قال)...
وَالْمَذَاهِبُ كُلُّهُا مَسَالِكُ إِلَى الْجَنَّةِ وَطُرُقٌ إِلَى السَّعَادَةِ فَمَنْ سَلَكَ مِنْهَا طَرِيقًا وَصَّلَهُ. اهـ.
✯͜͡❂⊱•Imam Al-Qarafiy Al Malikiy berkata dalam kitabnya “Al-Dhakhiraj” (1/140-141, Cet. Dar Al-Gharb Al-Islami):
[Al-Zanatiy berkata: Diperbolehkan megikuti beberapa madzhab dalam musibah dan berpindah dari satu madzhab satu ke madzhab lainnya dengan tiga syarat ...(sampai ia berkata)...
Semua aliran pemikiran (madzhab) adalah jalan menuju surga dan jalan menuju kebahagiaan, maka barangsiapa mengikuti salah satu dari mereka akan mencapainya]. Selesai.
يقول فضيلة الشيخ محمد رشيد رضا-رحمه الله-:
حديث: (اختلاف أمتي رحمة)، قال الحافظ السخاوي: زعم كثير من الأئمة أنه لا أصل له لكن ذكره الخطابي في غريب الحديث مستطردًا، وأشعَرَ بأن له أصلاً عنده، ونقل تلميذه الديبع عن السيوطي أن نصر المقدسي ذكره في الحجة، والبيهقي في الرسالة الأشعرية بغير سند، وأن الحليمي والقاضي حسينًا وإمام الحرمين ذكروه في كتبهم.
✯͜͡❂⊱•Yang Mulia Syaikh Muhammad Rashid Redla - rahimahullahu - mengatakan:
Hadits: (Perbedaan umatku adalah rahmat), Al-Hafidz Al-Syakhawiy berkata: Banyak imam yang menyatakan bahwa hadits itu tidak ada dasarnya, namun Al-Khattabi menyebutkannya dalam Ghareeb Al-Hadits sebagai pengasingan/deportasi, dan beliau menginformasikan bahwa hadits tersebut ada dasarnya menurut pendapatnya, dan muridnya Al-Dayba' meriwayatkan dari riwayat Al-Suyuthiy bahwa Nashr Al-Maqdisiy menyebutkannya dalam Al-Hujjah, dan Al-Bayhaqi dalam Al-Risalatu Al-Asy'ariyyah tanpa dukungan apapun, Qodli Hussein, dan Imam Al Haromain menyebutkannya dalam kitab - kitab mereka. Selesai.
✯͜͡❂⊱•أَلحَمْدُ لِلّـهِ الَّذِيْ بِنِعْمَتِهِ تَتُمُّ الصّالِحَاتُ✯͜͡❂⊱•
•._.••´¯``•.¸¸.•` 🎀 𝑀𝒶𝑔𝑒𝓁𝒶𝓃𝑔: 🎀 `•.¸¸.•``¯´••._.•
٧ رمضان ١٤٤٥ هـ
18 𝕸𝖆𝖗𝖊𝖙 2024 𝕸
